Rabu, 11 November 2009

Untung-Kalsita


Sunday, October 11, 2009 at 11:27pm

Kasih.. saat ini rinduku pada mu seperti rindu Kalsita pada Untung. Rindu seorang tokoh fiksi yang tak pernah hidup dan nyata ada pada sosok terkenal sejarah Indonesia. Tentang politik. Tentang apalah itu yg aku tak ketahui. yang aku tak suka, yg ayah ku selalu idamkan pada anak-anak perempuan nya untuk menjadi salah satu tokoh bidang itu. Mau dipaksa, dijejali dg bermiliaran duit pun aku tak mau, walau menurut beliau, pilihan ku untuk tak suka politik itu sendiri adalah bagian dari politik.. Akh! Aku tak mengerti.. terserahlah beliau mau bertutur apa..

Ya, Kasih.. saat itu aku benar-benar senang membuat mu terluka. Membuat mu tersiksa dg segala rasa yg waktu itu sempat ada dan tak jarang kau dg berat membagi nya pada ku. Memaksa mu untuk menahan rasa malu yg mungkin amat sangat, tapi kau berusaha tuk tak memedulikannya.. seperti pengakuan Untung pada Kalsita.. dipikirannya cinta mengalahkan rasa malunya. Rela diinjak-injak oleh cinta. Walau terpuruk ia bisa.. Menyedihkan bukan, Kasih..?! Dan aku akan selalu tersenyum puas menerima kesaksian itu. Dasar wanita.. Menurut supirnya, wanita itu selalu menyusahkan saja. Jadi ia bermaksud untuk menyudahi saja nyawa Kalsita untuk tuannya. "Biar tak mati sendiri tuan dan jika mati nanti setidaknya tuan bisa bertemu dengan wanita nya yang menyusahkan itu. Selesai .. dan aku juga tidak akan disusahkan lagi dengan segala perintah nya yg menyusahkan juga."

Kasih.. Dan aku merindukan mu seperti Kalsita merindukan kedatangan kekasih keduanya, Untung. Tenyata Untung lah yg ia ingin temui, bukan Gie juga bukan Soekarno bukan juga Yani dalam kisah fiksi itu. Hanya Untung. Sudah dia saja. Untung yg memberikan segala tatapan menyedihkan yg membuat Kalsita senang, Untung yg mau melakukan apapun termasuk pembunuhan, untuk kekasihnya, Kalsita.. Kekasih yg menurut supirnya menyusahkan, dan Untung juga yg memberikan rindu terperi yg dirasa Kalsita.. bukan Gie, bukan Soekarno, juga bukan Yani.. hanya Untung. Namun bimbang dihati Kalsita.. Dan hanya Gie yg pertama, bahkan diberikannya permainan pada ketiga tokoh penting tersebut hanya untuk Gie yg akan Kalsita lahirkan sebagai pahlawan.. Yg namanya suatu saat nanti akan dikenang dan dibicarakan..

Kalsita.. Kasihan dia menjadi gadis kesepian tanpa kekasihnya, Untung yg selalu dirindukan dalam tiap2 malamnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar