Sabtu, 14 November 2009

dialog komentar pujangga besar *ambigu



"Sudah malam..."

"Lalu??"

"Tak ada.."

"Butuh teman??"

"Tidak juga.. lebih suka di sini menatap langit.."

"Hati-hati ditemani demit.."

"Haha.. O,ya?! Hm..."

"Seolah tak peduli begitu. Apa yg kau rasa?? Kenapa wahai manusia??"

"Tak apa.. Aku baik-baik saja.. Memang nya nampak seperti apa aku ha?! Menyedihkan??"

*Geleng-geleng

"Menyanyikan sajak puisi keheningan.. Keren kan?!"

"Dia nampak sama.."

"Ha?! Masa'?! Dari segi apa?? Dilihat dari mana, Jiwa??"

"Tulisannya.. "a rebel" nampaknya.."

"Hehe.. That's cool, right?! Aku suka pemberontak.. Punya pendirian.. Tak seperti kebanyakan orang.."

"Yea!! dan menyimpang.."

"Menyimpang karena nggak seperti kebanyakan.. Minoritas selalu diasingkan.. Percaya??"

"He-eh.. Tapi... dia memang mirip.."

"Aku??"

"Ya.."

"Kenapa??"

"Hm.... Kau tau lah.. Sudah kau baca sebagian karyanya bukan?!"

"Ya.. Lalu.. Menurut mu itu baik??"

*Berfikir. "Aku tak tau itu baik atau buruk.."

"Menurut ku baik-baik saja.. Tapi sedikit menghawatirkan.. Selalu penyimpangan.. Apa mereka mau menerimanya??"

"Buktinya, karyanya besar. Ia jadi terkenal.."

"Tapi bagaimana dg hidupnya?? Apa ia bahagia?? Jangan-jangan dia atheis.. Haha"

"Ah?! Masa?! Tapi .. Tak menutup kemungkinan jg sih.."

"Yea.. Itu kan perkiraan ku saja.. Seperti.. Menyesali kehidupan"

"Nah!!"

"Hehe.. Ya sudah begitu saja.. Dan ia begitu sensitif"

"Mungkin kau akan seperti dia??"

"Mau, dengan lahir karya-karya besar, tp ingin bahagia..":)

"Semoga, Kawan ku.. Masih mau di sini menatap langit??"

"Ya.."

"Tak ada apa-apa hanya gelap yg tersisa"

"Akan kubuat ada"

"Ada yg tiada pd tingkat yg paling tinggi, Kawan??"

"Ya.. Pasti.."

"Oke!! Hm.. Masih mau di sini??"

"Iya.."

"Awas nanti ditemani demit.."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar