Rabu, 26 Januari 2011

Wanita keren versiku



Nah! Wanita seperti itu yang ku maksud! Yang akan dengan senang hati aku katakan kalau dia keren! Yang tak berdandan berlebihan, yang berwajah innocent namun peduli pada sekelilingnya. Yang cantik bukan terpancar lebih kepada wajahnya, tapi sifatnya yang mengagumkan. Yang menjejakkan kakinya ke medan perang, membawa pedang, menyamar menjadi laki-laki, bertingkah seperti mereka (sebenarnya tak harus jd laki-laki jg c..), lalu pulang membawa lencana (yg ini jg tak harus lencana, hanya simbol saja). Hehe..


Maksudku.. Ayolah.. Aku hanya berfikir kalau.. menjadi cantik dari luar memang penting, tapi.. lebih keren jika.. Orang2 menyebutmu cantik karena kepribadianmu (bukan berarti aku bilang kalau kepribadianku keren). Hanya sesuatu yang sebenarnya ingin aku sampaikan untuk menjawab protes.


Maksudku.. Berpenampilan gaya bukanlah fokusku. Itu saja.. Yeah.. Cuma itu..

Minggu, 02 Januari 2011

Nenek dan Kekehannya


Nenek terkekeh dengan pemandangan gusi tak bergigi miliknya

Lucu sekali saat melihatnya

Wajahnya lugu seperti bayi

Walau kerut tak mampu lagi membohongi

Menipu pemuda-pemuda yang dulu mengantri

Mungkin telah sama seperti dia

Berkerut dan tak lagi punya banyak kuasa

Nenek itu terkekeh dengan gusi yang tak lagi bergigi

Sudah berapa waktu sejak masa mudanya ia berjaya

Mendapatkan semua predikat yang yang rata-rata wanita inginkan

Segarpun wajahnya saat terkekeh

Tak ada pula sedih terlihat di air mukanya

Sekarang bersama kebaya dan jarit kuno miliknya

Susur tak berhenti pula diputar di gusinya

Mungkin karena biasa..

Nenek tua terus terkekeh di teras rumah joglonya

Menertawakan generasi muda yang miskin akan norma

Yang bergaul sana-sini dengan uang orangtua

Yang sok jagoan menantang aturan zaman buyut ada

Yang padahal baru lahir ke dunia

Khe.. Khe.. Khe..

Sore ini, dan besok pagi pun, nenek masih akan terus terkekeh menertawakan cucu-cucunya

Yang sudah tuli dan buta

Karena jika malam dan siang tiba

Sederhana saja

Nenek akan masuk ke dalam rumah untuk berdoa

Ibuku. Cinta beta sepanjang masa :)




















Tersenyum dan sedikit tawa lebar ketika membaca pesan singkat yang nyatanya tak singkat, yang dikirimkan ibuku kepada kakak perempuanku. Isinya kira-kira seperti pengaduan dan seperti ingin berbagi sesuatu yang beliau pikir keterlaluan tentang perilakuku.
Seperti anak kecil, ketika sekilas aku membaca pesan singkat yang tak singkat itu yang disalin ulang oleh beliau dan hanya menambah beberapa kata sebagai komunikasi beliau kepada kakakku. Hahaha.. Rasanya lucu sekali. Dan aku tak habis pikir kalau kelakuanku dan pesan pendek yang tak pendek yang telah memang beliau beberapa kali kirim untukku ternyata serius dan buat (mungkin) beliau geleng-geleng kepala. Mengurut dada mungkin, atau kata khas beliau yang menunjukkan sesuatu yang keterlaluan "Ampuuuuun.." Hahaha.. Tak bisa kubanyangkan beliau setelah tahu kelakuanku dan mendapat info keterlaluan itu dariku, di depan monitor HPnya memonyongkan bibirnya sambil berkata "Ampun" hahaha.. Maafkan anakmu (mungkin yang paling keterlaluan nakalnya) ini, Bunda.. Hahaha..

Padahal kemarin, ketika beliau kirim sms-sms yang beliau bilang itu motivasi untukku, kepada kakakku lewat pesan singkatnya, aku biarkan dan sengaja lama tak membalas langsung sms dari beliau, dan baru dibalas ketika beliau bertanya apakah sampai atau tidak smsnya, dan apakah terpotong atau tidak teksnya. Hahaha.. Segitu khawatirnya beliau.. Maaf, Bu.. Hahaha..

Yah.. alasanku tak langsung membalas, karena sms beliau begitu panjangnya, sampai cape'aku scroll k bawah dan lagi bukan cuma 1 sms yang dikirim, tp sampai 3. Haha.. Bayangkan. Dan saat itu, aku merasa masih sibuk bebenah untuk pulang ke rumah; Dan lucunya adalah, aku merasa aneh, ketika aku akhirnya tak hanya sms, tp tlp ibuku dan menjelaskan semuanya. Dari balik tlp, aku langsung direspon dengan tawa jenaka milik ibuku. Jelas saja aku begitu terkejut luar biasa (redudansi), karena jarang-jarang beliau segeli itu. Seperti benar-benar sedang iseng mengerjai aku dengan petuah-petuah panjangnya yang seperti beliau tahu kalau itu mungkin saja akan menggangguku dan senang saja begitu akhirnya aku menyerah dan menelepon beliau (karena khawatir). Hahaha.. Nggak nyangka kalau beliau bisa segitu isengnya, mengingat biasanya serius :) Walaupun sepertinya memang beliau serius mengatakan petuah-petuah itu, tapi dengan cara yang berbeda dari yang biasanya. Hehehe.. Ibuku..

Makasih, Bu.. kasihmu memang tiada tara ^#^ Dengan Cinta ^^v