Selasa, 30 Maret 2010

Saat Gelisah


Saat gelisah menunggu beliau saat itu, aku terus-terusan memandang ke luar jendela. Sesekali keluar untuk menyambutnya datang walau mesti berulang kali keluar-masuk sampai akhirnya benar-benar datang. Aku.. Menunggu.. Berkelakuan seperti itu, karena sayang padanya.. Sungguh.. Aku benar-benar khawatir sampai muncul pikiran-pikiran buruk yang mungkin saja menimpanya.. tapi selalu ku sangkal walau kadang tak bisa dan akhirnya menangis. Hehe.. Tentu saja beliau tak tahu ini. Aku sangat menyayanginya..

Suatu hari aku mendengar.. Entah ceramah dari TV atau seseorang yang ku kenal.. Sudah lupa.. Ia mengatakan bahwa jika kita percaya pada Allah, kita tidak usah khawatir tentang keadaan seseorang yang kita sayang di mana pun ia berada, karena percayalah Allah akan melindunginya untuk kita.

Y Tuhan.. Entah.. Seperti ada telaga jernih menyelusup masuk ke relung-relung sukma.. Hehe.. Yang jelas aku jadi sedikit lega karenanya, karena.. Yeah.. Kau tahu?! Sangat tidak nyaman menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Khawatir dan tak tenang pasti nya.. Dan sekarang aku bersyukur karena aku tahu itu. Yeah.. tahu bahwa Allah akan melindungi orang-orang yang ku sayang di mana pun mereka berada ^^

Jadi.. Walau kau tidak mau beritahu aku di mana dirimu? Aku tak perlu khawatir.. Bukan karena aku tak peduli, namun semata karena aku punya Dia untuk menjaga mu di luar jangkauan ku untuk tetap melihat mu :) Semoga kembali dengan selamat.




Jatinangor, 30 Maret 2010

Kenapa menangis?














Kenapa menangis? Kenapa beberapa wanita mudah menangis sedangkan pria haram menangis? Mudah sekali bagi beberapa dari mereka (wanita) untuk menangis. Dengan berbagai alasan tentu saja, entah itu benar karena ia sedang sedih atau hanya pura-pura. Sebuah modus untuk membuat luluh hati orang yang melihatnya. Ckck.. Bisa ya?!

Tidak bisa menjudge begitu.. Karena manusia itu kan unik. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda satu sama lainnya kan?! Begitu juga hati nya. Mungkin memang satu wanita berperasaan halus dan yang lainnya lebih keras. Dan mungkin dari yang berhati lembut dan keras itu juga masih bisa dikelompokkan lagi menjadi mudah menangis dan tidak.. karena.. Aku baru saja berpikir. Kalau aku mengeneralisasi wanita yang berhati lembut pasti mudah menangis, itu akan menjadi sesuatu yang kurang tepat, karena.. Toh. Ehm! Aku salah seorang yang berhati lembut, tapi tak begitu suka menangis. Entah.. Sudah habis atau tak lagi berasa.. Maksud ku.. Sekali aku menangis.. Aku tak akan menangis lama-lama.. Pasti cepat reda lalu tinggal menyalurkan kesedihan ku.. Dengan ketikan tentu saja.. :) Dan lagi seperti yang tadi telah saya katakan.. Kenapa tidak bisa digeneralisasi?! karena modus nya.. Bisa saja kan ia mudah menangis, karena tahu kelemahan pihak yg ia tuju bahwa kalau ia menangis maka orang itu akan luluh dan memberikan apa yang ia inginkan. Tak jarang wanita seperti itu. Seperti satu cerita yang pernah ku dengar dari seorang sahabat di SD yang menceritakan bahwa tante nya selalu mengeluarkan air mata buaya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.. Heuh.. Merepotkan..

Jadi bagaimana kita tahu apakah seseorang yang sedang menangis semata karena ia sedih atau hanya modus belaka?? Hehe.. Tanya saja alasannya kenapa ia menangis.. Lalu ambil kesimpulan, tp lagi-lagi.. subjektif sekali.. Hem.. Sebaiknya menangis atau tidak? Sesuaikan saja.. :)

Jumat, 26 Maret 2010

Lewatan Masa


Y Tuhan..Sudah lama juga nggak nulis..

Banyak..Banyak sekali kejadian pada masa-masa yg terlewat,tak terekam atau sengaja tak direkam! Mungkin salah satu atau juga keduanya..Entah..
Dan satu persatu muncul tidak dengan pinta.Sibuk terbengong aku akan semua seolah begitu cepat berlalu dan aku hanya diam di situ. Terpaku. Terpukau dengan segala gerak cepat nya.Tak tertandingi dengan langkah ku yang ternyata hanya tatih-tatih kecil tak berarah.

Ya..Sudah tak mampu lagi aku berkata-kata dan lebih baik diam saja.Aku menjadi maskulin untuk sebuah kata yg hanya mampu dengan rangkai di atas putih nya.Gesture hanya alasan agar wanita tak berkuasa.Dengan batasan yang katanya bisa melampaui mereka..Bilang saja takut.Dan aku akan menikmati itu sebagai sebuah berkat sendiri untuk kami.


Dan mulailah aku mematahkan tulang ku untuk sebongkah hati yang mungkin berisi banyak teka-teki.Begitu rasanya terlibat.Sama bingung nya seperti ketika Tuhan bertanya ingin lahir menjadi seperti apa?*Pertanyaan kabur yang memang fiksi,karena memang nya aku ditanya begitu?Tak tau..Y Tuhan..Kau lebih tau bagaimana aku.Hanya bisa berserah semua padaMu,mungkin sekarang aku menjadi sedikit bagian.Sebuah chorus?!Lebih mending begitu..Oh..


Sesaat setelah kejadian itu,mencari teman,menatap langit, berharap dia ada di sana dan beruntungnya iya..Namun hanya menatap ku tak berkedip.Dan sama seperti ku yang kaku.Desahan ringan dan mulai tanya pada yang satu lagi.. "Ada apa?"Tak berbalas..Hanya detak yang tak teratur..Gamang..Namun lampu neon dan jalanan tak jadi teman saat seharusnya menyatu dengan mereka berdua, bukan saat itu..Karena mereka kasihan pada ku..Dan aku hanya berlalu dengan lidah kelu.


Jatinangor,27 Maret 2010

Minggu, 14 Maret 2010

Tender with Love












I know sometimes he can't say in order

I know he is not too smart for me, neither do I

He griped me with words
Some wise words out from his mouth and
I respect them

I don't know and even not sure that
He is the one who said that
I know that it is so simple and light, but far too sweet to feel
Like a warmth cup of coffee with perfect sugar in it
I know.. He is a sweet guy..

With Love,

Senin, 08 Maret 2010

I got it there..


Minggu, 28 Februari 2010, aku dan seorang senior SAR ku berangkat menuju Citarum. Niat kami sudah jelas d sana. Ingin mendapatkan ilmu baru yg mungkin bagi beberapa orang sudah menjadi expert, jelas tidak untuk ku, karena memang merasa belum bisa. Akhirnya walaupun mungkin nyatanya bagi beberapa orang yang menganggap kalau ilmu yg baru akan kami ingin dapatkan adalah basic, kami toh tetap kekeuh untuk mengikutinya. Aneh saat itu. Biasanya aku langsung menolak mentah-mentah untuk sekolah, tapi seperti ada sesuatu yg membuat ku tertarik untuk mengikutinya dan agaknya aku tak salah.
Semuanya perbekalan telah selesai disiapkan. Masuk ke dalam carrier yg ukurannya lebih besar dr badan kami-hahaha-tapi tak jadi masalah, karena kami toh sudah niat berangkat. Dengan angkot Sumedang-Cileunyi kami berangkat dari gerbang Unpad, disambung dengan bis jurusan puncak yang melewati saguling. Bis penuh sesak, tapi aku merasakan hal yg tak biasa. Entah. Aku merasa exited saja, hingga sesak tak jadi masalah. Merasa seperti akan menghadapi sebuah petualangan seru yg sedang menunggu di depan-itu yg aku rasakan saat itu lowh-Dan pukul 19.30 WIB kami berangkat dari Nangor sampai Citarum pukul 20.30 WIB. Saat tiba d depan rumah mak Ude telah ada beberapa orang duduk d depan. Awalnya kami ragu dan tak tau harus bagaimana. Akhirnya kami memutuskan untuk bertanya pada salah seorang di antara mereka yg langsung disambut dengan "Ya benar.. Sekolah JS." oleh seorang pria paruh baya yg menurutku keren..Haha..tak dinyana. Ternyata mereka siswa sekolah JS juga dan yg tadi menjawab adalah pendamping kami yg akhirnya kami sebut beliau Guru, biasa kami panggil Kang Buna. Seorang bapak, menikah, dan telah dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan yg aku yakini pasti anak laki-lakinya juga keren seperti dia dan istrinya pasti manis(Heu..Sungguh penilaian yg subjektif dan kelihatan sekali kalau aku mengaguminya bukan?! Yang senior ku selalu ingatkan pada ku dengan tamparan kalau beliau telah beristri Haha..Thx for remind me,Teh.. :p) Dari 4 orang tersebut(termasuk kang Buna), 3 orang lainnya adalah siswa. Aku dan Teh Utami menyalami mereka satu per satu. Ian, Nanto, dan Tuty. Ian datang dari Kendari sedangkan Nanto dan Tuty dari Menwa Unair, Surabaya. Malam itu hanya dihabiskan dengan obrolan ringan dan istirahat. Menunggu 2 orang lagi yg dikabarkan akan datang menyusul.

Senin, 1 Maret 2010, kami mulai mengikuti materi. Sedikit pembukaan dari pendiri Kapinis, Kang Wawan yg juga senior kami d SAR. Beliau bercerita sedikit tentang asal kata Kapinis yg ternyata berasal dari bahasa sunda Ka dan Pinis yg artinya Ke Finis atau menuju finis. Bisa juga seekor burung Kapinis yg mengerami telur burung walet sesaat setelah burung walet pergi bertelur. Artinya, di sini
Kapinis ingin memberikan akhir yg benar-benar di dapat oleh siapapun yg menjadikan Kapinis sebagai media untuk belajar atau berlatih. Kesimpulan itulah yg kira-kira saya dapat. Dilanjutkan dengan materi Pengenalan Jungle Survival. Dan malam nya istirahat.

Selasa, 2 Maret 2010, materi navigasi darat dan komunikasi lapangan diberikan. Luar biasa untuk ku yg kuliah d fakultas sastra yg notaben nya tidak ada matakuliah yg berhubungan dengan hitung menghitung. Lama menghitung, tapi cukup seru. Kang Wawan sebagai pemateri juga jelas menyampaikannya membuat ku yg lemot ini, walau lamban bisa mengerti materi yg disampaikan ^^v. Dan malam hari nya Opa Simon, begitu kami memanggil, memberikan materi Komunikasi lapangan. Berhadapan dengan Opa Simon membuat ku seperti berhadapan dengan kakek sendiri. Seperti tumbuh rasa sayang pada beliau. Sama seperti Kang Buna, beliau juga keren menurut ku. Sosok opa yg senang bercerita tentang masa ketika beliau menjadi anggota kopaskas. Dan kerut di kulitnya menjadi saksi bisu hidup nya. Dan yg paling aku suka dari kata-kata beliau adalah "Hebat bagi kalian yg dari hati nya terjun langsung untuk menolong korban bancana, dan itulah yg membedakan kalian dengan mereka yg memang diperintah untuk turun menolong korban bencana. Pertahan kan semangat itu." Wuah.. aku memang tidak termasuk di dalam nya, tapi aku suka kata-katanya. Beliau sendiri bangga bisa menjadi anggota Wanadri dan banyak bergaul dengan anggota-anggota lainnya yg mungkin masih berstatus mahasiswa. Walau mereka tidak menambah apapun untuk beliau, tapi beliau mendapatkan sesuatu dr mereka. Begitu katanya. Hebat! Beliau memang bijaksana dan perhatian. :) Satu lagi. Ternyata Opa Simon juga humoris. Kocak! Hehe.. Bakal merindukan beliau.

Rabu, 3 Maret 2010, setelah ditraktir mandi air panas dan jalan-jalan sebentar k PLTA Saguling oleh Kang Wawan, kami melanjutkan materi navigasi Darat yg belum selesai. Setelah tengah hari kami packing dan siap-siap berangkat k Medan Operasi(aih..). Berangkat kira-kira pukul 16.00 WIB sampai kira-kira pukul 21.30. Mulai membagi tugas. mendirikan tenda, masak, dan menyalakan api unggun. Dan istirahat untuk kegiatan esok hari.

Kamis, 4 Maret 2010, pagi setelah sarapan dan packing, kami melakukan resection dan yak! Seperti biasa tak tepat sasaran punyaku. Menyimpang sedikit lah..haha..(membela diri gt). Lalu berdoa bersama dan berangkat, longmarch menuju puncak Cadas Panjang. Wuih..Baru kali ini juga dapet medan yg agak sulit. Banyak kayu-kayu besar yg nutupin jalan membuat kami harus merunduk ataupun melangkahinya. Dan banyak yg tergelincir akibat tanah licin karena hujan. tapi diluar dugaan Kang Buna sendiri juga yg memperkirakan akan sampai pukul, kurang lebih 17.00 WIB, tapi kami berhasil sampai puncak kira-kira satu jam lebih awal. Dan kaget karena melihat muka senior ku yg setengahnya coreng-moreng tanah dan salah satu lubang hidungnya masuk tanah, Huahahahaha.. (sumpah teh kaget..Kirain teh nggak pe'kayak gtu..hahaha)agak merasa bersalah juga karena aku jalan duluan di depan. Masalahnya aku terlanjur mempercayakan semuanya k teman-teman co' di belakang. Hahahha..maaf y,teh..Tapi sumpah lucu banget. Teteh ku itu sendiri juga malah ngekek-ngekek sampai puncak. Dan diabadikan aja dong! haha.. Dan di perjalanan menuju puncak salah seorang teman ku, Nety(bukan nama sebenarnya) berteriak. Dia pikir cacing sondari yg dia lihat merayap d tanah itu ular, tapi begitu Kang Buna mendekat, beliau langsung sadar dan senang, karena langsung dapat contoh makanan survival. Diambil juga walau nggak dimakan. :)

Jumat, 5 Maret 2010, kami melanjutkan lagi perjalanan menuju Ranca Upas. Tak seperti kemarin yg jalannya terus menanjak, kali ini jalanan menurun, tapi untuk ku, aku lebih suka jalan menanjak itu, kurang ahli jalan menurun, karena toh beberapa kali malah lebih sering kepeleset.Heuh.. Sampai d Ranca Upas, Opa Simon sudah d sana. Dan seperti biasa Teh Utami, senior ku harus kepeleset lagi menyebrangi sungai kecil d Ranca Upas..Haha.. Bodohnya aku juga nggak sampai untuk meraih carrier nya. He..Dan masuk lah kami k leweung tengah. Nge-camp di sana sampai besok.

Sabtu, 6 Maret 2010, Hari terakhir sekolah. Ceng-cengan masih terus berlanjut. Tak disadari mendapatkan teman-teman baru yg menyenangkan, tau sedikit karakter mereka. Ian yg cekatan dan pendiam, Tri yang mendok banget kalo ngomong yg tidurnya nggak bisa diem, sampe'mantatin muka teh Utami dan tidur mepet2 senior ku itu..Haha(Nety juga ngerasain waktu d Citarum)Haha, Nety yg nama aslinya Tuty yg gampang dicengin yg porsi makannya melebihi body nya,Ha.., paonk(Dedi nama aslinya)yg kalau nggak ada dia nggak rame',gila',suka tepe lah, sering tiba-tiba ketawa sendiri karena ngebayangin sesuatu dan yg terakhir Nanto, si dokter hewan yg jago silat. Selesai mencari tumbuh-tumbuhan untuk di jelaskan oleh Kang Buna, kami mendirikan bivak alam untuk 2 orang. Setelah itu sharing ringan dan keluar dr leweung tengah untuk kembali k Citarum.

What a long days. Pain, tired, laugh, fun come all together. And I enjoyed that very much and I'll miss that time...