Rabu, 11 November 2009

Jatinangor, 80809

ketika bulan datang, hari jadi muram

pohon-pohon menjadi bayangan

jadi indah bak lukisan

mengerlip manja mata bidadari menemani. menjadi percikan bak peri

menari ringan di atas awan. di awang-awang. di antara dedaunan

menertawai kodok bangkong yg sumbang

jadi melodi ditemani jangkrik yg mengerik

dia tidur lelap dengan selembar jarik menutup kurusnya tubuh

dia tidur lelap. manja diayun ranjang rotan tak berkapuk. meringkuk. menyusup cahaya susah lewat lampu petromak tua digantung sembarang di paku karatan

sungguh nyata hidupnya&tak mau ia pergi

hanya sayang karena sangat berarti

harta jd tak peduli

toh tak akan dibawa mati

menjalani hidupnya dg aktivitas yg sama

tak seperti kerabat-kerabatnya di kota, uh..susahnya..

jadi hanya mainan yg tak membosankan

senang tak terbayang. candu..........
...........

malam hari di desa

peri-peri kecil bermain bersama

bersenda gurau bercanda dg nada irama

jd syahdu karenanya

dan desa itu hidupnya

mengangguk mesra jika ditanya

dan desa itu jiwanya berada

ah..malamnya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar