Rabu, 11 November 2009

Tentang Seorang Pemeran


Panggung terbuka. Layar hitam dibelakangnya terbentang. Lampu sorot dengan bangga mengiringi langkah setiap pemain dengan segala rupa mimik yg tak sama. Topeng dipasang. Make up sempurna. Tak ada keraguan melangkah ke panggung bak kehormatan seorang pemeran. Gesture meyakinkan setiap pasang mata yg mamandang. Menatap. Perhatian fokus. Peran dimainkan. Main.. Main bingung, Marah, Gelisah, Gundah... Waaaah!!! Meledaklah. Emosi membuncah..

GSSTF, sebuah wadah seorang seniman, seorang pemeran dalam peran. macam-macam. Beragam dan tak membosankan. Aku harap begtu. Dan menunggu penampilan kelanjutan. Kelanjutan karena bersambung. Dengan judul terpisah. Hidup dalam satu. Seni peran dimainkan.

Seni itu indah. Sastra menjadi luar biasa. Kata-kata alatnya. Indah menggema... Membuat bertanya. Opini berkata. Bergeming tak gerak. Gerak tak bersuara. Hening. Sepi. Sunyi. Oh.. Dan hanya fokus pada satu peran. Hebat. Keraguan. Kebingungan. Kegusaran. Bimbang. Ada.. Dan yeah.. Luar biasa. Dia favoritnya. Profesor dalam mimik muka orang tua. Bongkok dimakan usia. Tua renta. Dengan segala kecerdasan yg ia punya menjadi gila. Pembunuh sejati para pemuda. Pemuda pencari ilmu. Ingin pintar mengikuti zaman. Zaman baru modern teknologi maju, tapi banyak bingung jadi ragu. Masuk.. masuk.. masuk.. Menjejal di kepala. Eh.. dipaksa. Terus masuk dan jangan sampai keluar. Ilmu pengetahuan. Malaikat pencabut nyawa. Perlahan, dan mati.................................................

Gagap. Gerak yg tak wajar. Robot......... Suka dengan peran yg dimainkan..

Keren. Cool!

Special proud to GSSTF..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar