Senin, 07 Maret 2011

Tentangmu, tentang pikiranku, dan tentang semua yang tak kumengerti


Kau tau aku berpikir, saat itu, kala apa yang terlintas di otakmu kau sampaikan. Sebelumnya memang telah berani aku ungkapkan macam-macam. Berusaha untuk belajar sedikit jujur dan menyerah pada kekerasan dan pertahanan hasrat. Aku tahu aku mulai berani dan ku harap kau tau penilaianku tentangmu, jadi mengurangi kebingunganmu, tapi ah.. Memang aku mungkin tak bisa menyalahkanmu sepenuhnya tentang semua yang telah aku buat. Yang membuatku berpikir tentang sedikit perubahan sikapmu. Dan mulai bertanya-tanya "Ada apa?" Tapi mencoba sabar dan akhirnya berjalan begitu saja. Sampai ketika kau bertanya. Dan sekejap saja buatku mengernyit, buat kepalaku berdenyut-denyut. Aku ingin sekali mengumpatmu saat itu. Kita bukan apa-apa; dan aku bukan siapa-siapa, tapi kenapa harus rasa peduli itu selalu ada?? Aku mengutuki itu semua lebih dari tiga kali. Itu berarti telah kelewat biasa. Hmh.. Berlebih! Yah.. Anggap saja begitu, karena aku memang tak bisa begitu saja mengindahkanmu. Dulu juga. Dan bencana buatku, karena akan susah teralihkan dan tak bisa fokus kepada hal yang lebih penting. Seputaran perkuliahanku, Kau tau?! Heeeh.. Ya sudahlah.. Dan ini masih akan ada lanjutan, alasan belum lagi kau beritahukan.. Selamat datang denyut-denyut.. Heheh! Sial!

Kulit hitam = kotor = dekil = jelek ??



















Akhir-akhir ini aku lebih senang mendengarkan beberapa celoteh teman-teman kosanku ketika berada di ruang TV. Entah! Seperti agak malas menanggapi ini-itu. Mungkin juga karena kecenderungan perbedaan pendapat antara kami lebih besar, jadi malas saja berdebat. Aku memang tak pandai berbicara, jadi kuputuskan untuk memegang saja apa yang aku suka untuk dipegang daripada harus membuat oranglain juga menjadi setuju atau bahkan tak akan pernah setuju.
Seperti pada suatu siang bersama beberapa teman kostan yang pada waktu itu kebetulan lebih muda dariku, jadi mereka adik tingkatku menurut tahun masuk kuliah. Salah satu dari mereka berkomentar tentang sesosok laki-laki berkulit hitam di layar TV.

"Ih.. Item banget y?! Itemnya tuh nggak coklat, tp item bener-bener item." Komentarnya. Batinku terlonjak. Bukan karena aku termasuk yang berkulit sawo matang, dan memang lebih coklat warna kulitnya dibandingkan dengannya, jadi aku seperti ingin protes, tapi lebih kepada kebosananku akan stereotip masyarakat yang TELAH TERMAKAN anggapan kalau PUTIH ITU BERSIH, INDAH, CANTIK dan HITAM ITU KOTOR, DEKIL, JELEK. Oke.. Mungkin tak selamanya juga masyarakat-termasuk juga dia-termakan stereotip macam itu. Aku juga bisa toleransi dengan menganggap selera tiap individu yang berbeda-beda, tapi Oh.. Entah.. Untung aku masih punya pikiran macam itu hingga mengeremku untuk protes. Mungkin hitam membuat kita jijik pada seseorang, menganggap kalau kulit mereka kotor terus-terusan hingga membuat kita malas dan jengah jika bersentuhan. Mungkin.. Mungkin itu yang jadi alasan banyak orang tak suka kulit gelap. Aku harus tahu dan buktikan seperti apa aku dengan berinteraksi langsung dengan mereka baru bisa protes macam-macam untuk pembelaan. Yah.. Mungkin.. Tapi.. Selama ini aku tak suka mengatakan kalau hitam itu buruk. Malah beberapa kali tertarik melihat beberapa aktor berkulit hitam di film aksi, karena alasan subjektif sih.. Ehm! Lebih macho! Lebih keliatan laki-lakinya. Hehehe.. (dasar wanita) :p

Sekian.. Hanya mencoba menuangkan pikiran :)

Selasa, 01 Maret 2011

??


Aku tak peduli apakah kau masih peduli padaku atau tidak

Aku hanya peduli untuk "Selamatkah kau dr apapun yg bisa celakai mu?"


Cuma sekelumit kepedulian.. Yah..