Sabtu, 22 Oktober 2011

letupan baru, resah baru ..

















Aku mulai menyukainya, aku rasa. Sudah ku bilang kalau aku tak pernah suka pada seseorang, untuk benar2 suka, pada pandangan pertama, tidak. Makannya kalau aku menyukai seseorang yang bagus fisiknya, mungkin itu hanya akan jadi ringan, tak serius, tak benar2 berat. Heheu..

Sudahlah.. Aku belajar satu hal. Ketika Kau dicintai seseorang, kau tidak perlu balas mencintai, jika kau memang tak mencintainya, tapi bagus jika cinta itu terbalas. Hehe.. Aku setuju. Itu yang namanya tulus, sebuah keikhlasan yang lahir dari murninya hati sekalipun telah tercemar. Hatikupun pasti telah dilekati banyak noda2 pekat, tapi jika aku punya "itu", "itu" akan datang dari murninya hatiku yang menyeruak untuk paling tidak membuat empunya hati sadar.

Baru saja menyelesaikan Sang Alkemis, tepatnya kemarin. Aku sama sekali dangkal dengan maksud2 terselubung dari kalimat2 yang aku yakin maknanya dalam, tapi sialnya, gagal ku olah. Sampai tak mengerti cerita akhirnya. Satu2nya scene yang ku mengerti adalah scene di mana sang bocah bertemu Fatima, hartanya yang akhirnya dia sadari sebagai yang paling berharga. Gadis gurun itu luar biasa, mereka wanita2 yang sangat sabar dan ikhlas untuk penantian panjang yang berisiko, tapi mereka terima itu sebagai wajar, dan ketika orang yang mereka nantikan tak kunjung datang, maka mereka mengikhlaskannya sebagai lahir menjadi "jiwa buana". Aku juga tak mengerti apa itu jiwa buana. Aku hanya menafsirkan itu sebagai roh2 suci yang akan menjadi bagian dari alam semesta, yang mereka ikhlaskan sebagai, walaupun dengan wujud yang berbeda, mereka masih tetap berada di sekeliling mereka, yang menanti. Luar biasa. Dan aku selalu berpikir, ketika seseorang talah sanggup mengabaikan kebutuhan dasar mereka, nama baik, harga diri, dan sebagainya yang sangat manusiawi, itu akan membawa mereka ke fitrah. Aku tak tau itu betul atau salah. Itu yang aku pikirkan, karena kebutuhan2 dasar tersebutlah yang pada dasarnya dikejar oleh manusia. Yah.. Silahkan katakan kalau: Namanya juga manusia. Hm.. Susah juga untuk menjadi tak mengejar itu lagi.

It maybe I have to start learn to love someone without exception. It would be wonderful :)

1 komentar: