Minggu, 02 Oktober 2011

Coba lagi-Teh-Menunggu-Pergi


Pagi ini seperti biasa. Aku tak bangun pagi, tapi tak keburu kepanasan juga dengan teriknya matahari siang. Kebiasaan begadang jadi buat tak mampu bangun dini hari. Gawat memang.

Pagi ini, seperti biasa, mulutku hambar, harus mengecap sesuatu, jadi seperti hari2 biasanya, ku jerang air, dan menyiapkan minuman hangat. Udara di kosanku yang walaupun sudah tak pagi, tapi belum siang juga, masih berasa dingin, jadi cocoklah minuman hangat itu mengepul, dan dinikmati dari beranda depan kamar, biasanya sambil ngobrol dengan teman sebelah kamarku yang punya kebiasaan yang sama. Menyeduh minuman hangat di pagi hari :)

Teh, kopi?? Hm.. Aku mulai berpikir. Aku ambil 1 sachet kopi, tapi kemudian kutaruh lagi, aku putuskan untuk menyeduh teh saja, selalu berpikir kalau teh lebih ringan ketimbang kopi, dan aku sedang ingin yang ringan, lagipula teh buatanku, resep ibu, selalu enak. Tehnya tak disajikan instan dengan mencelup kantong teh ke air panas yang kemudian larut perlahan dan berubah warna, tidak. Teh resep ibu itu selalu disaring. Teh bubuk yang masih terlihat daun2 dan batang kecil2nya itu diseduh, didiamkan sesaat, baru disaring ampasnya untuk dituang airnya ke gelas yang telah diberi gula. Rasanya? Jangan tanya.. Jauh lebih sedep dari yang celupan. Lagipula, teh tubruk lebih ramah lingkungan, karena tak meninggalkan sampah kantung tehnya. Hehehe..

Teh tubruk manis hangat siap. Hemh.. Aku menikmati wanginya, menghembuskan nafas, begitu nikmat, ditambah dengan udara pagi ini yang ternyata tak terlalu panas. Lalu aku teringat tugas akhirku, skripsi, yang tak kunjung kusentuh. Ada rasa ingin bergumul lagi dengan itu, tapi aku masih harus menunggu sumber dataku yang belum datang karena memang seharusnya akan datang besok lusa, lalu aku menghirup lagi sedikit teh manisku. Masih menunggu.

"Mau ke mana hari ini?" Tanya teman sekamarku saat kami berbincang. Ritual rutin pagi kami.
"Hm.. Entah.. Ke kampus barangkali.." Selorohku, lebih karena sebenarnya tak begitu penting untuk ke kampus. Lalu kutanya dia balik, ia mengangguk, menyamakan rencana, lalu memutuskan untuk pergi bersama.

Kuseruput genangan terakhir di dasar cangkirku. Tak mau tersisa, lalu mandi, dan pergi. Pagi hari ini masih belum ada yang spesial.

*Kisah nyata hari2 wita. Ckck.. --"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar