Senin, 26 September 2011

insecure


Menjadi insecure saat sebenarnya seorang ambivert harus jadi extrovert. Semua yang seharusnya disimpan rapat2 karena akan berantakan saat beberapa orang tahu, harus akhirnya dibeberkan juga. Dan itu yang paling bisa buat sesal, karena aku tak akan lagi punya kejutan2 yang tak terprediksi, karena mungkin telah ada campur tangan dari luar yang kalaupun akhirnya akan jadi menyenangkan, tapi itu akan seperti menjadi lebih mudah dari yang sebelumnya, karena sudah tahu pasti. Hmh.. Memang susah menjaga rahasia, apalagi saat otakmu lebih tumpul dari dengkulmu. Saat kau tiba2 akhirnya bersuara, berbicara, lalu berpikir kalau itu akan merugikanmu. *hembuskan nafas.

Menjadi insecure. Saat ini, itu yang hadir, karena sudah terlalu banyak, secara sengaja dan tidak, menjadi ekstrovert. Seperti yang telah kubilang tadi. Sudah terlalu banyak tentang yang aku lebih suka sembunyikan, disodorkan dengan cuma2. Hah! Nah, ini jadi dilema baru, ketika ternyata kau masih takut untuk "menelanjangi" dirimu sendiri. Tapi.. Nggak juga, karena aku tahu harus bagaimana aku "menelanjangi" diri, maksudku, bukan cara "menelanjangi" seperti yang telah sengaja&tidak sengaja telah ku lakukan, tapi dengan cara lain. Bukan "menelanjangi" dengan hanya bicara. Haduh!

Bukannya aku tak senang membaginya kepada teman2 terdekatku, tapi masalahnya adalah tempatku membagi itu yang kurang pas. Masalahnya, mereka semua bisa mendengar percakapan kami, dan aku kenal mereka, paling tidak, aku telah menjadi bagian dari mereka, jadi.. Glegh! Harus ku akui aku bisa jadi sangat malu karena rahasia2ku itu. Y Tuhan... Makannya Kau menganjurkan untuk tak bicarakan hal2 yang tak banyak memberi manfaat untuk c penutur kan.. Dan untuk merendahkan suara bagi wanita. Ya.. Ya.. Ternyata itu memang penting, mungkin aku harus juga belajar untuk menjaga tone suaraku ketika bicara, karena tak jarang, aku juga merasa terganggu oleh suara2 bising, dan mungkin citraku telah kusam, sejak tak sadar telah buat ribut di depan dua orang tua di warung itu. Glegh! Apa kabar penampilan dan citraku sebagai seorang wanita yang telah berpenampilan lumayan muslimah? Hiks! Mungkin Tuhan sudah lama geleng2, putus asa dengan sikapku. GR!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar