Rabu, 17 Agustus 2011

Roman Picisan



















udara itu membumbung ke sana
melayang sepersekian senti dari bumi

dan burung2 dara mulai berterbangan
mengantar surat2 cinta yang ditunggu manjikannya
untuk seorang lady yang selalu berdiam dimuka daun jendela dengan sorot mata lembut penuh harap
dan kala sampai surat itu kepadanya, terselip sebatang mawar pink sesemburat darah yang kemudian mengalir ke pipinya, dengan urat2 lembut yang samar nampak
Lalu dibacanya rangkaian kata sambil menari berputar2, sesekali tersipu dan tertawa kecil
Dia bayangkan pemuda kesayangannya, yang harus bekerja, berinteraksi dengan keledai dan pedati, namun selalu tersenyum lembut dan kokoh
Dia berhenti pada satu meja pada sebuah taman mawar koleksinya
Membalas dengan syair2 cinta yang ia sengaja ciptakan untuk menggoda
masih belum pudar semburat merah muda dari pi2nya
masih tersenyum tulus ia seperti haus akan sosok si pria
dan semua bunga seperti mendukung rasa yang ia punya
embunpun membasahi dengan hanya titik2 transparan

merpati kembali terbang
mengantar sebuah harapan, cinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar