Sabtu, 16 April 2011

Satu Scene Untukmu Sebagai Harapan Besarku

Aku tau tentang apa film itu berkisah, jadi semangat aku untuk segera menyaksikannya

Aku tau topiknya tentang apa, dan nampak familiar untuk kita, jadi merasa harus bisa terlibat dalam diskusi yang mungkin akan ada karena tayangnya

Dan ketika scene satu itu membuatku tak tahan menitikkan air mata, bahkan kalau bukan di publik mungkin akan sesenggukkan dan menjadi deras, namun urung karena masih punya urat malu, aku teringat kau, Kakek tua.. Belum.. Hm.. Lucunya, aku ingin kau hidup lebih lama..

"asyhaduala ilahailallah wa asyhaduana muhammadarasulullah.."

masyallah.. subhanallah.. Sungguh aku membayangkanmu mengatakan itu, disertai kami mendampingi. Saat itu menyusuplah, tumpah, mengalir.. Diuntungkan dengan gelapnya ruangan, jadi tak ada yg sadar. Heh..

Jadi terbawa mimpi, dan itu tak seperti yg kubayangkan. Mungkin aku terlalu khawatir responnya, tapi kau tetap menerimanya. Aku lega, tapi masih belum tau akan dibaca atau tidak. Ah.. Aku bahkan belum menyerahkannya.. Hanya mimpi yg timbul karena kekhawatiran semata...

Aku harap pemeran yang dimainkan Rio Dewanto itu kamu, Kakek tua.. Ah.. Belum.. Aku harap kau hidup lama, dengan kepercayaan yang sama..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar