Rabu, 17 Februari 2010

Jatinangor, 18 Februari 2010


Hm..Gurun tak berhenti bernyanyi lagu kesukaran
Dahaga menyelimuti setiap gerak, gerik juga
Tak sadar dengan ritual panggil hujan setiap kali menyanyi dengan jubah kebesaran berwarna coklatnya

Dan burung elang botak terbang melayanglayang tepat di atas kepala

Siap menyambar daging segar di bawah

"Yummy..", katanya


Dan dombadomba merumput tak malumalu di sabana

Tak tahu singa mengintip dari balik batu dengan kuku tajamnya

"Hwaum!!" Terlambat!
Satu yang terlemah tamat


Mawar mu layu
Aku telah beri tempat lucu

Aku tahu dia hanya malu

Untuk mekar dan bersemu
Seperti pipi gadis kecil di pinggir jalan itu, Kekasih ku..

Walau tak begitu lugu
Dan titik bening itu meluncur turun tak raguragu

Aku tahu akan begitu

Biar..

Telah ku beri tempat indah untuk nya
Dan elemen ku ada bersamanya


Sayang kau tak di sini

Berdiri di samping ku dan jadi teman ku
Lihat!
Karena Langit biru di hadapan mu

Begitu bersih?! Tak juga..

Ingat kota ini tak lagi muda


Radio Bapak mengalun rendah

Dengan kacamata plus bertengger di hidung

Dan sendal rumah sembarang dipakai

Dengan Bimbo ia berdansa
Hanya sendiri dengan udara

Hai, Sayang..
Muncul lagi kau sudah lama

Aku rindu tak terkata

Sudah berapa lama tak bersua

Jauh dulu ketika mbah beli kitiran untuk kita

Dan berlari mencari angin memutar nya

Pohon paya layu pun tak terlupa

Menjadi putriputrian dengan daun kuning layu sebagai rambutnya


Aku minta maaf
Pergi dengan mu saja

Dan sama sekali tak insaf
Dengan kesalahan yang sama

Dengan desir ombak kecil di pantai

Berkaca pada lautan

Dan aku tak melihat bulan

Secerah matahari mengguyur bumi

Melihat cemerlang dan burung layanglayang


Padang pasir

Berdesir
Nyinyir mencibir
Bisikbisik angin kocarkacir

Dan kaktus duri kecilkecil mampir

Maaf ku pun mampir

Tak sampai karena hanya di bibir


Dan gubuk tua menjadi perantara

Mengetuk dengan hanya dengan telunjuk

Lalu masuk dan hampa
Ternyata hanya gubuk tua


Aku sebuah mimpi

Yang lahir dari seorang pencari

Aku harapan

Dari seorang yang haus masa depan

Aku maya jadi nyata

Dari pemuda yg terluka

Bersama luka yang menganga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar