Minggu, 24 Juli 2011

tentang nilai

saat telinga harus mendengar

saat otak hanya ingin digunakan untuk mencerna

saat hati tak setuju, kadang mengangguk sepakat, namun tak diekspresikan

saat raga mulai lelah, lalu akhirnya pergi meninggalkan

intepretasi menjadi seperti sesuatu yang penting untuk menilai seseorang

gestur menjadi hasil untuk akhirnya dinilai sebagai apa

Pecundang

Padahal tak berkata apa2 bukan berarti tak sepakat, tak pula setuju sepenuhnya

Hanya ingin tau saja apa pendapatnya

Saat akhirnya diputuskan

Mungkin penilaian itu tak salah, juga mungkin tak benar

Makannya jadi berpikir: Apakah legowo atau pasrah

Apakah ikhlas atau dendam

Harusnya bisa menerima, karena harus lucuti diri

Agar lebih bisa memandang dan perhatikan, bukan hanya melihat

Dan belajar mendengar dan mencerna, bukan hanya protes

Dan kala semua rasa itu penuh, harusnya bisa sabar, memang begitu hidup

Kau tak akan pernah tau. Hm.. Ikuti saja, perhatikan sekitar, karena ada putih sebenarnya dari setitik noda_temanku_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar