Senin, 22 November 2010

Nanar











Menjajak bumi, menantang matahari


Mengernyit silaunya pongah, meraba pudarnya warna


Jalan itu menjadi biru karena redup lampu, beruntung karena bulan purnama


Anak-anak secara mistis menari-nari dan bernyanyi di desa itu


Mendendangkan lagu ceria menyayat hati


Mengingat masa yg tak bisa kembali


Meruntuhkan harapan tuk kembali ke masa itu


karena bertumbuh dan semakin renta


Lalu otak harus diperas, tenaga dikuras, menjadi kering. Kurus


Sinar harapan masa muda terkubur bersama masa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar