Rabu, 05 Mei 2010

Surat untuk Gie 1

Gie... Negara mu tak lebih baik dari yg dulu. Negara mu tak lebih benar dari yang pernah kau perjuangkan dulu, ketika kau masih hidup dan bisa menyuarakan ketakutan-ketakutan mu akan tak sejahteranya rakyat, Gie..

Gie.. Mungkin kau benar. Negara. Bangsa ku tak akan bisa menerima tantangan dunia ke depan. Aku merasakannya secara pribadi, Gie.. Aku tak pernah mengenal bangsa ku, walau hanya sepotong kecil. Tidak. Tak pernah sama sekali.

Gie.. Kalau kau masih hidup, akankah kau akan tetap bersuara? Untuk adilnya bangsa? atau malah sama seperti mereka yg akhirnya tak tahan dengan semua gemerlap harta dan masuk terjembab bersama tamaknya mereka?! Zaman telah berubah dan kau (kalau masih hidup) di zaman sekarang mungkin akan perlu uang juga kan?! Tak usah munafik, Gie..

Maafkan aku, Gie.. Aku telah menghakimi mu dengan lancang. Aku tau. Kau tidak akan begitu kan?! "Lebih baik diasingkan dari pada hidup oleh kemunafikan" Begitu kira-kira kata mu. Aku tahu.. Kau dulu juga begitu. Bertahan untuk tetap sendiri dan tak berdiri untuk siapapun kecuali kau.

Gie, Kau tahu?! Mereka menjualnya.. Aku tak tahu itu benar atau salah (sesuatu yg kata mu harus dipegang oleh mahasiswa. Asas benar-salah) tapi aku langsung murka saat mendengar nya. Mungkin aku terlalu berlebih ya?? Aku memang tak cemerlang, selalu terburu-buru berkomentar. Heuh.. Tapi mereka menjualnya, Gie.. walau Yeah.. Seperti yg temanku ungkapkan saat aku berkata jika aku seorang milyuner, akan ku beli semua dan ku serahkan pada negara untuk pendidikan. Dia berkata: "Yea..Dan setelah itu mereka tak menjaganya atau malah ditilep untuk dijual lagi pada kolektor atau diambil sendiri untuk mereka kemudian mereka membuat duplikatnya dan menipu kita semua.." Memang sulit untuk percaya pada bangsa ini lagi, Gie.. Oh.. Aku lupa kalau aku bagian dr mereka sebenarnya. Mungkin sebagian manusia yg tak bisa dipercaya. Tak bisa diandalkan, karena kau akan kecewa. Percaya.

Dan Gie.. Sekarang agak lebih lega karena tidak semua yg dijual, sebagian yg rusak (malah) diteliti untuk menelusuri sejarah.

Gie.. Bukankah kita telah terlalu jauh dari sejarah. Makanya kau benar kalau mungkin sebentar lagi (apalagi Indonesia dilintasi lintasan gunung api aktiv yg sewaktu-waktu bisa menggeser semuanya menjadi hanya lautan tak ada daratan) akan runtuh. Fondasi, seperti yg kau katakan, kita tak memiliki itu. Terlalu bodoh untuk menyadari bahwa mungkin sebenarnya kita Bangsa yg hebat. mereka terlalu takut dengan itu, jd menyingkirkan semuanya. Seperti memisahkan anak yg baru lahir dari orang tua mereka, jd masa lalu itu seperti missing link yg tak terjangkau.

Ah.. Gie.. Gilanya Bangsa membuat gila rakyat juga agaknya. Mereka pemilik tanah sampai tega untuk menyingkirkan anak-anak SD yang seharusnya ujian kelulusan. Hanya karena tanah, Gie.. Harta. Tak bisa kah mereka menunggu sejenak, setidaknya sampai mereka menyelesaikan soal ujian terakhir mereka?! Sungguh. Mungkin mereka sudah buta. Tak merasa. Hati nya sudah seburam penderitaan rakyat miskin yg tak punya dana untuk pergi ke dokter.

Gie.. Dunia mu tak sebaik dunia ku di mana komunikasi semakin mudah. Teknologi semakin canggih, tp dunia ku jg tak sebaik dunia mu yang tak lagi mengenal romantisme hidup bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar