Kau akan terperangah jika kau menduga sesuatu yang kau dapatkan, sesuatu yang kau temui, kau anggap sebagai rencanaNya untuk kau pelajari, untuk kau hadapi, untuk kau dengarkan, untuk kau akhirnya harus olah.
Kau akan terperangah, betapa Ia telah memikirkan itu baik2 untuk hambaNya ambil hikmah, untuk hambaNya belajar, untuk hambaNya pahami, untuk hambaNya sekali lagi pelajari, untuk hambaNya kemudian harus renungi, harus akhirnya berkontemplasi, melihat diri, bercermin.
Itu yang dia katakan. Akhir2 ini, yang walau tak jarang buatku keras kepala untuk tetap pada pendirianku, mau tak mau, aku harus mendengarkannya juga, dan itu masuk ke kepala.
"... bukankah memang selalu ada konsekuensi yang kita dapat ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu. Sekalipun kau akhirnya harus mengorbankan dirimu untuk risiko itu. Entah baik, entah buruk. Kau harus hadapi.. "
Ya.. dia bukan seorang pengecut. Dia bilang tak suka ia jilat ludahnya sendiri, tapi manusia bisa berubah, kita tak pernah tahu, aku harap dia tak jadi harus berubah. Lagi2.. Jangan tinggalkan itu sekalipun itu membuatmu susah, hadapi bersama akan lebih baik hingga kau tak akan sadar telah berhasil menghadapi kesulitan itu. Bersama2. Seorang teman takkan meninggalkan temannya. Aku harus menghela nafas untuk itu. Aku tahu, aku telah jadi teman yang buruk.
Dan terlintas sesaat ketika berbincang dengannya suatu hari, saat aku berpikir kenapa aku harus dengar ocehannya, terutama saat itu tak sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Saat itu aku mulai sok tahu dengan berpikir bahwa Dia pasti punya rencana telah mempertemukanku dengannya, dengan semua orang yang telah kujumpai. Ya.. itu pasti. Mungkin.. atau.. hanya pikiran positifku saja yang buatku lalu berpikir demikian. Hah.. Peduli amat! Aku yakini itu, aku pegang itu. Tak ada ruginya juga. Lalu aku jadi lebih bisa santai. Dia temanku, telah direncanakan olahNya untuk aku bertemu dengannya. Dengan senyum ^^,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar