Hanya sharing tentang puisi akrostik yang saya buat waktu datang ke RL (writing circle), sabtu, pekan lalu.
Puisi akrostik sendiri adalah puisi yang dibentuk dari huruf2 yang tercantum pada judul puisinya. Huruf2 tersebut bisa saja terletak di awal bait2 puisi ataupun menjadi huruf di akhir bait2 puisi tersebut. (Bener gak y?! Hm.. kesimpulan sendiri c :p) Okelah.. Mungkin biar lebih jelas, ini contoh2 puisi akrostiknya. Check this out! ;)
Ini contoh puisi akrostik yang huruf2 judulnya ditaruh di akhir bait2 isi puisi
Desa
--Arif Hidayat
Bukanlah untaian sajak dalam dongeng ataupun lakon dalam seribu babad
Hanyalah mimpi dan harapan yang terbawa angin kala sore
Tatkala tatap tak lagi terkalang batas
Dalam Imaji berbalur asa yang tak lagi terukir dalam nyata
Nah! Kalau yg kedua ini, contoh puisi akrostik yang huruf2 judul puisinya menjadi huruf awal yang membentuk isi puisi
SEA
--Nanka
Swift winds skim the shores
Echoes from the deep blue green
As wave froth and foam
Setelah dijelaskan panjang lebar tentang puisi tersebut, kami yang datang kemudian dipersilahkan untuk membuat puisi akrostik dengan judul nama kami masing2, dan sayapun mulai mencoba. Karena belum pernah tau sebelumnya tentang puisi akrostik ini, maka saya mencoba membuat puisi tersebut dengan nama pendek saya, tapi parahnya, saya hanya terfokus pada membuat puisi tersebut dengan menaruh huruf2 judulnya di awal, karena lebih mudah daripada harus menempatkannya di akhir bait ^^p. Inilah..
Wita
Walau kata tak suka terucap
Ingat waktu untuk hidup
Tapi keadaan tak mudah mencerna
Akan pinta selalu jelas
Dyah Perwitasari
Dari mata turun ke hati
Yang melihat, yang mengamati, memata2i, menyelidik
Angkuh bertolak, rendah nyali
Hanya sesosok manusia sombong
Paras tak lagi jadi yang terbaik
Elok hati menjadi abadi
Rasa selalu meliputi nurani
Walau otak kadang mendominasi
Itu manusiawi
Tubuh2 sintal penjaja diri
Arus dunia jadi alasan
Sumpah! harga diri jadi tak tinggi lagi
Asal besok bisa makan
Resi tersenyum
Iba lara..
Weeth
Woow indahnya
Elok dilihat dari mana2
Enggan lepas penglihatan
Tangan lentik digerakkan
Hidup tanpa lepas mimik
Dyah hanamichi
Desa..
Ya.. desa
Antara sunyi dan senyap. Ah, bukan diantaranya. Tak begitu juga
Hanya petak2 sawah yang mulai menguning
Hanya hamparan tanah lapang yang sukalah kerbau merumput
Angkuh? tak ada
Namanya Sukanegla
Ada senyum, ramah juga
Memicing mata saat melihat perkasanya. Matahari
Itu bukan alasan untuk geliat di sana
Cukuplah sederhana
Hening kala malam
Ikuti melodi jangkrik, kodok bangkong
Mungkin merasa aneh dengan isi puisi yang tidak berhubungan dengan judul puisi, memang. Hehe.. Beberapa ada yang berhubungan, tapi 2 yang lain bisa dibilang tak ada hubungannya dengan judulnya. Itu karena untuk awal membuat puisi tersebut, kami yang hadir dibebaskan untuk membuat isi puisi lepas dari judulnya, artinya boleh saja tidak berhubungan antara judul puisi dan isi puisinya, tapi menyenangkan. Gak ada ruginya mencoba2 sendiri ^^. Sekian.. Selamat mencoba :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar