saat telinga harus mendengar
saat otak hanya ingin digunakan untuk mencerna
saat hati tak setuju, kadang mengangguk sepakat, namun tak diekspresikan
saat raga mulai lelah, lalu akhirnya pergi meninggalkan
intepretasi menjadi seperti sesuatu yang penting untuk menilai seseorang
gestur menjadi hasil untuk akhirnya dinilai sebagai apa
Pecundang
Padahal tak berkata apa2 bukan berarti tak sepakat, tak pula setuju sepenuhnya
Hanya ingin tau saja apa pendapatnya
Saat akhirnya diputuskan
Mungkin penilaian itu tak salah, juga mungkin tak benar
Makannya jadi berpikir: Apakah legowo atau pasrah
Apakah ikhlas atau dendam
Harusnya bisa menerima, karena harus lucuti diri
Agar lebih bisa memandang dan perhatikan, bukan hanya melihat
Dan belajar mendengar dan mencerna, bukan hanya protes
Dan kala semua rasa itu penuh, harusnya bisa sabar, memang begitu hidup
Kau tak akan pernah tau. Hm.. Ikuti saja, perhatikan sekitar, karena ada putih sebenarnya dari setitik noda_temanku_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar