Tersenyum dan sedikit tawa lebar ketika membaca pesan singkat yang nyatanya tak singkat, yang dikirimkan ibuku kepada kakak perempuanku. Isinya kira-kira seperti pengaduan dan seperti ingin berbagi sesuatu yang beliau pikir keterlaluan tentang perilakuku. Seperti anak kecil, ketika sekilas aku membaca pesan singkat yang tak singkat itu yang disalin ulang oleh beliau dan hanya menambah beberapa kata sebagai komunikasi beliau kepada kakakku. Hahaha.. Rasanya lucu sekali. Dan aku tak habis pikir kalau kelakuanku dan pesan pendek yang tak pendek yang telah memang beliau beberapa kali kirim untukku ternyata serius dan buat (mungkin) beliau geleng-geleng kepala. Mengurut dada mungkin, atau kata khas beliau yang menunjukkan sesuatu yang keterlaluan "Ampuuuuun.." Hahaha.. Tak bisa kubanyangkan beliau setelah tahu kelakuanku dan mendapat info keterlaluan itu dariku, di depan monitor HPnya memonyongkan bibirnya sambil berkata "Ampun" hahaha.. Maafkan anakmu (mungkin yang paling keterlaluan nakalnya) ini, Bunda.. Hahaha..
Padahal kemarin, ketika beliau kirim sms-sms yang beliau bilang itu motivasi untukku, kepada kakakku lewat pesan singkatnya, aku biarkan dan sengaja lama tak membalas langsung sms dari beliau, dan baru dibalas ketika beliau bertanya apakah sampai atau tidak smsnya, dan apakah terpotong atau tidak teksnya. Hahaha.. Segitu khawatirnya beliau.. Maaf, Bu.. Hahaha..
Yah.. alasanku tak langsung membalas, karena sms beliau begitu panjangnya, sampai cape'aku scroll k bawah dan lagi bukan cuma 1 sms yang dikirim, tp sampai 3. Haha.. Bayangkan. Dan saat itu, aku merasa masih sibuk bebenah untuk pulang ke rumah; Dan lucunya adalah, aku merasa aneh, ketika aku akhirnya tak hanya sms, tp tlp ibuku dan menjelaskan semuanya. Dari balik tlp, aku langsung direspon dengan tawa jenaka milik ibuku. Jelas saja aku begitu terkejut luar biasa (redudansi), karena jarang-jarang beliau segeli itu. Seperti benar-benar sedang iseng mengerjai aku dengan petuah-petuah panjangnya yang seperti beliau tahu kalau itu mungkin saja akan menggangguku dan senang saja begitu akhirnya aku menyerah dan menelepon beliau (karena khawatir). Hahaha.. Nggak nyangka kalau beliau bisa segitu isengnya, mengingat biasanya serius :) Walaupun sepertinya memang beliau serius mengatakan petuah-petuah itu, tapi dengan cara yang berbeda dari yang biasanya. Hehehe.. Ibuku..
Makasih, Bu.. kasihmu memang tiada tara ^#^ Dengan Cinta ^^v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar