
Pecundang seperti seorang yg naik sepeda
"Bungkuk ke atas, tendang ke bawah.."(Wayang dan panggilan manusia:95)
Apa maksudnya??
Coba saja naik sepeda..
A half dark evil saw the sky. Stare into the rain falling on to the earth. With a melancholy face keep watching on those falling water. How could water fall on to the earth? Is there a source top there? Or my eyes have disordered? Who creates that thing? And why do I just could see from the bottom?? Could I go there and check it by myself? Why? And there always something appears after it. Rain and the thing that always makes human smile while watching it decorates sky. What it is name?
Rainbow answers his question. "Poor you, Dark half evil.. Let me tell you that I create by Him are really to make human smile, because not all of them happy with the falling rain. He wants to present happiness after the sadness. And it is fair, right?! So do you and your partner, Angel."
Half dark evil: "You mean that I’m not carrying the happiness for human?? So what for do I created? I am useless.. I want to give human happiness either, Rainbow.. Could I?"
Rainbow: "I'm sorry, Evil, but you couldn't.."
Half dark evil: "But why??"
Rainbow: "You are created to make the confusion. I’m sorry, but you are.."
Half dark evil are crying after hearing Rainbow telling such thing to him. "How could it happen? Am I not enough kind for human to give them a smile? I do really want to do that, Rainbow.."
Rainbow: "Just accept your destiny, so you could receive yourself wise. You know GOD is always right. He never does any mistakes. We whom create in this world are useful and contributed each other. Don’t ever regret your life, Evil, because you are part of us. You are His creature works in the left side with some important job descriptions, helps GOD to filters human kind. You color the life. Just thank for yourself whatever you are."
Evil thinking, then he smiles and thanks to the Rainbow with her explanation, then “Wush!!” He goes. As the truth evil and left a massage in the air.
“Watch out, human!! I’m ready to do my job… Be ready, Angel.. We will have a Beatle. “
"Sudah malam..."
"Lalu??"
"Tak ada.."
"Butuh teman??"
"Tidak juga.. lebih suka di sini menatap langit.."
"Hati-hati ditemani demit.."
"Haha.. O,ya?! Hm..."
"Seolah tak peduli begitu. Apa yg kau rasa?? Kenapa wahai manusia??"
"Tak apa.. Aku baik-baik saja.. Memang nya nampak seperti apa aku ha?! Menyedihkan??"
*Geleng-geleng
"Menyanyikan sajak puisi keheningan.. Keren kan?!"
"Dia nampak sama.."
"Ha?! Masa'?! Dari segi apa?? Dilihat dari mana, Jiwa??"
"Tulisannya.. "a rebel" nampaknya.."
"Hehe.. That's cool, right?! Aku suka pemberontak.. Punya pendirian.. Tak seperti kebanyakan orang.."
"Yea!! dan menyimpang.."
"Menyimpang karena nggak seperti kebanyakan.. Minoritas selalu diasingkan.. Percaya??"
"He-eh.. Tapi... dia memang mirip.."
"Aku??"
"Ya.."
"Kenapa??"
"Hm.... Kau tau lah.. Sudah kau baca sebagian karyanya bukan?!"
"Ya.. Lalu.. Menurut mu itu baik??"
*Berfikir. "Aku tak tau itu baik atau buruk.."
"Menurut ku baik-baik saja.. Tapi sedikit menghawatirkan.. Selalu penyimpangan.. Apa mereka mau menerimanya??"
"Buktinya, karyanya besar. Ia jadi terkenal.."
"Tapi bagaimana dg hidupnya?? Apa ia bahagia?? Jangan-jangan dia atheis.. Haha"
"Ah?! Masa?! Tapi .. Tak menutup kemungkinan jg sih.."
"Yea.. Itu kan perkiraan ku saja.. Seperti.. Menyesali kehidupan"
"Nah!!"
"Hehe.. Ya sudah begitu saja.. Dan ia begitu sensitif"
"Mungkin kau akan seperti dia??"
"Mau, dengan lahir karya-karya besar, tp ingin bahagia..":)
"Semoga, Kawan ku.. Masih mau di sini menatap langit??"
"Ya.."
"Tak ada apa-apa hanya gelap yg tersisa"
"Akan kubuat ada"
"Ada yg tiada pd tingkat yg paling tinggi, Kawan??"
"Ya.. Pasti.."
"Oke!! Hm.. Masih mau di sini??"
"Iya.."
"Awas nanti ditemani demit.."
Dari teropong memori itu aku mengintip
Dengan embun yg menetes perlahan dari ilalang yg tumbuh subur tak beraturan membuat kabut enggan turun perlahan
Dari teropong memori itu aku mengintip
Sepi di sana belum ada juga aktivitas di pagi-pagi buta. Memang begitu juga biasanya, tp itu dulu, Kepik..
Hanya tinggal serpihan-serpihan memori yg tertinggal tak lagi berarti
Meninggalkan jejak yg tak lagi ditelusuri
Memori itu tinggal di sana. Di simpan di dalam peti tua karatan yg entah kuncinya ada di mana
Aku telah menelannya bulat-bulat kau tau?!
Dan jika hendak membukanya maka harus kau belek dulu perut ku dan kunci emas itu ada di sanakah?!
Belum tentu..
Orang gila yg satu matanya tetap mengintip pada satu binocular kecil..
Aku mengintip serpihan memori itu, namun hangus lah jd debu..
Ah...Apa lg yg mau ku intip kalau begitu??
Angin membawa serpihan memori itu bersama dengan gugurnya daun-daun kering kecoklatan..
Mau kutangkap tak berhasil..
Hey, tenang saja.. Aku toh sudah menyimpannya dalam peti...
Dan dari teropong memori itu aku mengintip.