Saat itu aku masih tertawa-tawa kala telepon diambil alih olehnya
Saat itu aku masih bisa bercanda-canda dan melepaskan segala cerca yg tentu saja tak akan melukai hatinya, karena tau itu biasa
Saat itu aku masih bisa bermanja-manja dengan rajukkan
Dan beberapa saat setelah permintaannya, yg juga tentu saja hanya canda, bulir2 itu jatuh bersama pengkurku
Dan entah, jadi berpikir keras untuk sesuatu yang pantas kuberikan untuknya
Itu menjadi yang paling pertama, karena yang lain tak berisi cinta sedalam makna hadiahnya
Itu akan sulit dan berat
Aku bisa saja membawanya menjadi santai, tapi pasti akan tetap jadi kaku
Aku hanya ingin memberikan hadiah itu untuknya, bukan yang lain, hanya benda itu yang pantas
Aku harap dia baca
Aku harap menjadi lebih setelahnya
Setidaknya aku ingin dia tau tentang yang diridhoiNya
Aku ingin kita sejalan
Aku memang bukan yang suci sekalipun
Hanya ingin yang terbaik untukmu
Karena tersiksa tak bisa lebih berdoa banyak untukmu
Aku tau itu sama seperti protesmu dulu
Hingga tak kuucapkan lagi sekarang tiap bertemu muka denganmu. Padahal telah kukatakan alasannya, dan cukup membungkammu
Keduanya sama. Hanya ingin memberikan sesuatu yang baik untukmu
Karena aku sayang kau
Itu lebih dari sekedar peluk atau cium yang selalu enggan ku terima
Itu cinta, Ayah..
Aku mau, aku bisa mendoakanmu yang macam-macam
Dan aku harus bersabar sampai Dia mengabulkan
Yeah.. Aku tau, aku cinta padamu, walau aku juga bukan yang suci
Sampai kata itu terucap dengan niat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar