Segelas teh manis hangat itu kuberi banyak gula, bukan yg biasanya dengan takaran dua sendok teh, tapi tiga. Ya tiga. Mungkin itu akan menjadi racun untuk beliau. Aku memang sedang emosi saat itu dan entah mengapa aku serta merta gegabah menambahkan satu sendok teh lagi di setiap gelasnya tanpa mengikuti kata hati yg tersirat mengatakan bahwa sepertinya dua setengah saja cukup. Sudah ku bilang aku sedang marah, jd enggan ku pakai rasioku.
Ah, mungkin kelewat manis untuknya. Lagipula di usia beliau yg telah lewat setengah abad tak akan baik mengkonsumsi banyak gula. Ah, teganya aku. Begitulah kalau sedang marah. Banyak merugikan orang-orang sekitar, tapi, beliau bisa menambahkan air kan?! Tak masalah.
Aku hanya tak suka karena beliau membawa-bawa agama masuk kedalam perilakuku. Seperti tidak mengizinkanku untuk menjadi sedikit saja lebih baik. Aku kan sedang berusaha dan ayolah, bukan mu yg seharusnya menjudgeku begitu, hanya Allah aku rela, karena ku tak tahu mu dan mu tak tahu ku. Dan aku yakin hanya Dia yg benar-benar tahu kita. Mungkin aku salah, tp menurutku mu juga. Aku td bisa tersakiti, tp mu juga disakiti oleh ku.
Dan selamat! Aku berhasil membuat casing HP ku retak dan memiliki cabang(saat ini). Heuh, gigiku kuat juga dan menjadi sedikit error setelah mantul dari kasur ke lantai. Hahah. Menyenangkan ternyata(seperti aku sudah bisa cari uang saja).
Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mengirim sms kepadaku saat naik pitam itu. Jadi sedikit senyum membacanya :)
Mungkin dia benar kalau aku harus minta maaf kepada beliau. Hm.. Kita lihat saja nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar