Hm..Gurun tak berhenti bernyanyi lagu kesukaran
Dahaga menyelimuti setiap gerak, gerik juga
Tak sadar dengan ritual panggil hujan setiap kali menyanyi dengan jubah kebesaran berwarna coklatnya
Dan burung elang botak terbang melayanglayang tepat di atas kepala
Siap menyambar daging segar di bawah
"Yummy..", katanya
Dan dombadomba merumput tak malumalu di sabana
Tak tahu singa mengintip dari balik batu dengan kuku tajamnya
"Hwaum!!" Terlambat!
Satu yang terlemah tamat
Mawar mu layu
Aku telah beri tempat lucu
Aku tahu dia hanya malu
Untuk mekar dan bersemu
Seperti pipi gadis kecil di pinggir jalan itu, Kekasih ku..
Walau tak begitu lugu
Dan titik bening itu meluncur turun tak raguragu
Aku tahu akan begitu
Biar..
Telah ku beri tempat indah untuk nya
Dan elemen ku ada bersamanya
Sayang kau tak di sini
Berdiri di samping ku dan jadi teman ku Lihat!
Karena Langit biru di hadapan mu
Begitu bersih?! Tak juga..
Ingat kota ini tak lagi muda
Radio Bapak mengalun rendah
Dengan kacamata plus bertengger di hidung
Dan sendal rumah sembarang dipakai
Dengan Bimbo ia berdansa
Hanya sendiri dengan udara
Hai, Sayang..
Muncul lagi kau sudah lama
Aku rindu tak terkata
Sudah berapa lama tak bersua
Jauh dulu ketika mbah beli kitiran untuk kita
Dan berlari mencari angin memutar nya
Pohon paya layu pun tak terlupa
Menjadi putriputrian dengan daun kuning layu sebagai rambutnya
Aku minta maaf
Pergi dengan mu saja
Dan sama sekali tak insaf
Dengan kesalahan yang sama
Dengan desir ombak kecil di pantai
Berkaca pada lautan
Dan aku tak melihat bulan
Secerah matahari mengguyur bumi
Melihat cemerlang dan burung layanglayang
Padang pasir
Berdesir Nyinyir mencibir
Bisikbisik angin kocarkacir
Dan kaktus duri kecilkecil mampir
Maaf ku pun mampir
Tak sampai karena hanya di bibir
Dan gubuk tua menjadi perantara
Mengetuk dengan hanya dengan telunjuk
Lalu masuk dan hampa
Ternyata hanya gubuk tua
Aku sebuah mimpi
Yang lahir dari seorang pencari
Aku harapan
Dari seorang yang haus masa depan
Aku maya jadi nyata
Dari pemuda yg terluka
Bersama luka yang menganga
Dahaga menyelimuti setiap gerak, gerik juga
Tak sadar dengan ritual panggil hujan setiap kali menyanyi dengan jubah kebesaran berwarna coklatnya
Dan burung elang botak terbang melayanglayang tepat di atas kepala
Siap menyambar daging segar di bawah
"Yummy..", katanya
Dan dombadomba merumput tak malumalu di sabana
Tak tahu singa mengintip dari balik batu dengan kuku tajamnya
"Hwaum!!" Terlambat!
Satu yang terlemah tamat
Mawar mu layu
Aku telah beri tempat lucu
Aku tahu dia hanya malu
Untuk mekar dan bersemu
Seperti pipi gadis kecil di pinggir jalan itu, Kekasih ku..
Walau tak begitu lugu
Dan titik bening itu meluncur turun tak raguragu
Aku tahu akan begitu
Biar..
Telah ku beri tempat indah untuk nya
Dan elemen ku ada bersamanya
Sayang kau tak di sini
Berdiri di samping ku dan jadi teman ku Lihat!
Karena Langit biru di hadapan mu
Begitu bersih?! Tak juga..
Ingat kota ini tak lagi muda
Radio Bapak mengalun rendah
Dengan kacamata plus bertengger di hidung
Dan sendal rumah sembarang dipakai
Dengan Bimbo ia berdansa
Hanya sendiri dengan udara
Hai, Sayang..
Muncul lagi kau sudah lama
Aku rindu tak terkata
Sudah berapa lama tak bersua
Jauh dulu ketika mbah beli kitiran untuk kita
Dan berlari mencari angin memutar nya
Pohon paya layu pun tak terlupa
Menjadi putriputrian dengan daun kuning layu sebagai rambutnya
Aku minta maaf
Pergi dengan mu saja
Dan sama sekali tak insaf
Dengan kesalahan yang sama
Dengan desir ombak kecil di pantai
Berkaca pada lautan
Dan aku tak melihat bulan
Secerah matahari mengguyur bumi
Melihat cemerlang dan burung layanglayang
Padang pasir
Berdesir Nyinyir mencibir
Bisikbisik angin kocarkacir
Dan kaktus duri kecilkecil mampir
Maaf ku pun mampir
Tak sampai karena hanya di bibir
Dan gubuk tua menjadi perantara
Mengetuk dengan hanya dengan telunjuk
Lalu masuk dan hampa
Ternyata hanya gubuk tua
Aku sebuah mimpi
Yang lahir dari seorang pencari
Aku harapan
Dari seorang yang haus masa depan
Aku maya jadi nyata
Dari pemuda yg terluka
Bersama luka yang menganga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar